16 Mei 2008

Knowledge is power, is it?

Orang yang berpengetahuan tentunya mempunyai nilai lebih dibandingkan orang lain. Ia bisa mendapatkan berbagai manfaat dengan mempunyai pengetahuan. Pengetahuan (seharusnya) membuat seseorang menjadi dewasa dan mampu berpikir lebih jauh ke depan. Berbekal pengetahuan, orang mempunyai daya tawar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Bandingkan saja antara orang yang, misalnya dalam hal pekerjaan mengelas (welding), bisa mengelas karena terbiasa atau diajari secara langsung oleh teman kerjanya dengan orang yang mengikuti kursus pengelasan dengan mempelajari teknik dan standar pengelasan. Tentunya akan berbeda bukan?
Orang yang hanya sekedar bisa mengelas tentunya mempunyai kemampuan kerja yang lebih terbatas dibandingkan dengan yang telah belajar teknik dan standar pengelasan sehingga bisa menentukan elektroda apa yang dipakai, bagaimana cara pengelasannya dan teknik pengelasan yang bagaimana yang sebaiknya digunakan. Demikian pula dengan bidang pekerjaan lainnya yang memperlihatkan keunggulan orang yang berpengetahuan lebih dengan yang pengetahuannya kurang (kan tidak ada orang yang tidak berpengetahuan...).
Banyak kisah kesuksesan orang yang mempunyai kelebihan dalam pengetahuannya. Hal ini menjadikan pengetahuan sebagai modal baginya untuk lebih meningkatkan kompetensi dan daya tawarnya. Oleh sebab itu banyak orang yang mengakui bahwa pengetahuan memberikan kekuatan bagi orang yang memilikinya. Knowledge is power, katanya. Betulkah demikian?
Memang, dalam kenyataanya sekarang ini demikian. Mereka yang mempunyai pengetahuan akan lebih banyak yang sukses. Mereka mampu menyelesaikan pekerjaan menggunakan metode atau alat bantu penerapan pengetahuannya. Seringnya, permasalahan bisa diselesaikan dengan keterlibatan orang yang berpengetahuan lebih tadi. Bantuan pemikiran diberikan demi terselesaikannya masalah.
Karena saking kuatnya pengaruh pengetahuan tersebut, seringkali mereka yang dikaruniai dengan pengetahuan merasa menjadi orang yang paling dibutuhkan. Ada anggapan bahwa suatu masalah bisa selesai jika hanya dia terlibat dalam penyelesaiannya. Dengan demikian, tingkat ketergantungan orang lain menjadi tinggi. Akhirnya, yang terjadi adalah adanya kebutuhan untuk mendapat penghargaan lebih banyak dari yang lainnya. Wajar memang jika demikian, namun yang menjadi tidak wajar adalah mereka biasanya menjadi kurang peka. Apakah ini adalah wujud nyata dari "knowledge is power" tadi.
Pernah terjadi, di suatu tempat terjadi kerusakan alat sentral komunikasi. Pegawai di daerah tersebut telah mencoba memperbaikinya, namun karena masih ada pengetahuan yang belum dikuasainya maka mereka belum berhasil menyelesaikannya. Nah, pada saat itu ada seorang yang ahli dalam hal bersangkutan yang kebetulan sedang berada disana. Para pekerja daerah berharap sang ahli bisa membantu. Namun, karena merasa tidak ada perintah (yang ujungnya adalah uang lebih...:) ) untuk memperbaikinya, maka sang ahli tidak beranjak untuk memperbaikinya. Malah akhirnya ia pergi.
Orang yang mempunyai pengetahuan cenderung ingin tetap menyimpan ilmu pengetahuannya tersebut untuk keunggulan dirinya. Bagaimana jika sang ahli tidak berada lagi di perusahaan tersebut atau bagaimana jika ilmu yang dibutuhkan tidak lagi bisa dipelajari karena tidak ada yang bisa? Ini merugikan perusahaan. Perusahaan menjadi tidak berkembang. Di sinilah dibutuhkan semangat untuk berbagi. Berbagi pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh oleh seseorang kepada kelompok, tim atau teman-teman kerjanya agar jika terdapat permasalahan serupa maka permasalahan tersebut bisa diselesaikan oleh siapapun juga. Tidak ada ketergantungan tinggi kepada seseorang.
Semangat komunitas open source patut ditiru dan diterapkan dalam oraganisasi apapun. Mereka siap membagi pengetahuannya untuk dibaca dan dipelajari oleh orang lain, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun. Pengetahuan yang telah ada bahkan dapat lebih dikembangkan dan akan selalu mengalami evolusi.
Inilah kekuatan pengetahuan yang sebenarnya...
Pengetahuan akan berkembang jika ia disebarkan dan dipikirkan bersama. Pengetahuan lebih memberi manfaat jika disampaikan kepada orang lain. Ingat kan, ilmu yang bermanfaat akan memberi pahala yang tidak terputus walaupun orang itu telah wafat.
Jadi, ungkapan "knowledge is power" akan bermakna dan terasa power-nya jika pengetahuan tersebut dikembangkan bersama. Wujudkan pengetahuan dalam bentuk yang bisa dipeajari orang lain.